Salam Pramuka,
Sekedar Share seputar Visi Pramuka yang harus diketahui oleh anggota pramuka untuk memperkokoh akan pengetahuan Kepramukaan Nasional dan Internasional. Saya berharap kita sebagai anggota pramuka akan selalu haus akan pengetahuan tentang kepramukaan sehingga dalam kondisi apapun kita selalu bersikap sebagai bagaimana sikap yang diajarkan dan dituntun oleh Tri satya dan dhasa Darma Pramuka.
Visi
dasar kepanduan sejak awal didirikan Baden Powel berada pada wilayah pendidikan
nonformal sehingga berada pada ruang keterbukaan dalam melakukan penguatan,
perubahan, dan kreativitas untuk kemajuan bagi anggotanya. Ini berbeda dengan
pendidikan formal-informal yang dipenuhi birokrasi, prosedur, dan
kekakuan-kekakuan. Pramuka memilik gerak yang lebih lincah dalam berinteraksi
dengan perkembangan dunia luar yang demikian dinamis dan terus melesat cepat.
Apalagi dalam AD/ART gerakan Pramuka tegas mengamanatkan bahwa Pramuka
bertujuan membina mental-spiritual bagi generasi muda. Pramuka dapat diharapkan
perannya yang lebih besar karena problem mental spiritual inilah yang saat ini
menjadi penyakit krusial bangsa ini, termasuk pada generasi mudanya.
Terlebih,
hingga hari ini, Pramuka bisa dikatakan sebagai satu-satunya organisasi
kepemudaan di negeri ini yang paling steril dari hiruk-pikuk kepentingan
ekonomi politik. Hampir tidak pernah ada kekisruhan di dalam Pramuka. Pramuka
benar-benar bercitra bening, suci dalam pikiran, perkataan, dan perbuatan.
Keunggulan inilah yang menyebabkan Pramuka dapat dengan tanpa hambatan masuk ke
segala jenis dan jenjang pendidikan dari tingkat terendah hingga perguruan
tinggi, bahkan di tengah-tengah masyarakat.
Keunggulan
legitimasi yang demikian sempurna, selayaknya para aktivis dan pelopor gerakan
Pramuka senantiasa mengolah aspek-aspek pedagogis, andragogis, dan psikologis
dalam mewujudkan watak luhur generasi muda bangsa dan mandiri dengan segala
bekal keterampilan praktis. Ini bukan pekerjaan mudah di tengah krisis bangsa
yang dalam; mental generasi muda yang gandrung keinstanan, alergi terhadap
proses perjalanan. Di pihak lain, pendidikan formal hanya mampu meng-cover
aspek sedikit dari ranah kognitif, sementara afeksi dan psikomotorik menjadi
barang langka.
Amanat
Sri Sultan Hamengku Buwono IX pada Kongres 17 gerakan Pramuka di Jepang 1971
sangat luhur yang dalam mewujudkan kesiapan internal gerakan Pramuka yang
paripurna. Anggota Pramuka bukan hanya dididik menjadi warga negara yang baik,
tetapi juga menjadi manusia yang baik. Dalam rumusan pendidikan, Pramuka
bertujuan membentuk good man (manusia yang baik),
yaitu manusia yang berdaya, terdidik, dan berbudaya.
Label: Kepramukaan
;;
Subscribe to:
Postingan (Atom)